Praktikum di Kampus

Hai sobat-sobatkuuuu

Jumpa lagi nih sama SitaπŸ‘ˆπŸ˜

Buat kalian yang setia baca postinganku, terimakasih ya sobat. 

Aku kuliah di Politeknik Katolik Mangunwijaya, jurusan yang aku ambil ialah farmasi, seperti yang kalian tau, tingkat pendidikan Diploma III pasti lebih banyak presentase-nya pada praktikum daripada teori. Berhubung aku sekarang semester 2, tentunya praktikumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan semester 1. Ada 5 praktikum pada semester 2 ini, diantaranya praktikum Farmakologi, Farmasi Fisika, Kimia Organik, Teknologi Sediaan Cair dam Semipadat, dan Komputer Farmasi. Dari kelima praktikum tersebut, ada satu praktikum yang berkesan buatku yaitu farfis aka farmasi fisika, kesan sebenernya yaitu menyedihkan ya sobat hahaha. 
Mungkin ada beberapa dari kalian yag bertanya-tanya, "emang ada ya kaitannya sama kefarmasian?" Jawabannya adalah iya, karena dengan adanya praktikum ini diharapkan ilmu fisika yang ada dapat diterapkan dalam ilmu kefarmasian. Nah, di praktikum ini ada beberapa hal yang udah kami lakukan sobat, yaitu penentuan kerapatan dan bobot jenis, penentuan tegangan permukaan, dan dispersi koloidal dan sifat-sifatnya. Dari ketiga praktikum itu, aku mau jelasin sedikit yang dispersi koloidal dan sifat-sifatnya. Sebelum masuk ke penjelasan ada beberapa hal yang mau aku sampaikan. Pertama, sebenernya praktikumnya itu ga begitu sulit, tapi butuh ketelitian ya. Kedua, alat-alat yang digunakan itu ga murah:") jadi harus hati-hati. Ketiga, tiap mau praktikum itu dilakukan pre-test biar waktu masuk laboratorium ga dalam pikiran kosong alias ga mudeng apa yang mau dilakukan. Secara umum sistem koloid atau biasanya disebut koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-1000nm), sehingga mengalami efek tyndall. Nah, di praktikum kali ini ada beberapa larutan yang dibuat terlebih dahulu sebelum dilakukan titrasi , yaitu membuat larutan natrium lauril sulfat 0,1% sebanyak 100mL, melarutkan 0,25gram dan 0,5gram FeCldalam 100mL air mendidih, dan larutam gelatin 5% dan 10%, dan larutan NaCl 1L. Setelah larutan selesai dibuat dan disiapkan, akan dilakukan 4 uji (seharusnya) diantaranya mengukur viskositas koloid dengan menggunakan viskometer brokfield, pengaruh elektrolit terhadap koloid, pengaruh alkohol terhadap koloid, dan . Untuk yang mengukur viskositas koloid dengan menggunakan viskometer brokfield dilakukan di pertemuan berikutnya. Pengaruh elektrolit terhadap koloid dan pengaruh alkohol terhadap koloid dilakukan dengan cara titrasi, untuk yang pengaruh elektrolit dititrasi dengan larutan NaCl, sedangkan pengaruh alkohol tentunya dititrasi dengan alkohol 96%. Titrasi dihentikan saat terjadi adanya perubahan warna larutan atau sudah mulai timbul koloidnya. Untuk yang reversibilitas koloid dilakukan dengan cara menguapkan larutan dalam cawan hingga kering dan setelah itu diberi air biasa, apakah bersifat reversible atau irreversible. Masing-masing uji tersebut dilakukan dengan 3x percobaan untuk setiap larutan. Setelah data yang didapatkan sudah valid (mendapatkan acc dari dosen atau asisten dosen), setiap alat yang telah dipinjam wajib untuk dikembalikan dalam keadaan seperti semula, tentunya harus bersih dan kering. Hal itu ada kaitannya dengan sesuatu yang saya katakan "berkesan tapi menyedihkan". Kelompokku waktu itu udah selesai membersihkan alat yang telah digunakan. Nah, ternyata buret yang dipakai itu masih kotor karena bekas vaselin nya belum hilang. Alhasil aku yg bersihin buret yang satunya. Nah, aku lapor lagi ternyata masih kotor juga kata asisten laboratorium. Akhirnya dosennya bilang suruh dipanasin dulu biar meleleh. Oke, aku masukin tu buret ke beker yg ada di atas penangas. Awalnya masih aman kawan. Selanjutnya, nah ini nih, ibunya bilang suruh ngash sabun, aku aduk make batang pengaduk yang ada di deket penangas. Beker yang satunya belum dikasih sabun, akhirnya temenku nuangin tu sabun dan aku aduk. Waktu aku mau ngasihin batang pengaduk ke temenku, temenku ternyata belum megang tapi udah aku lepas, tentunya meleset dong. Mana aku orangnya gampang reflek. Eh masih aman nih soalnya si batang pengaduk ada di paha temenku diapit gitu. Lah, tiba-tiba malah jatuh:(. Aku reflek, ambil batang pengaduknya, belum sempet ngambil buret yang bawa kena beker glass apa penangas aku gatau pastinya gimana pokoknya ketatap terus pecah gitu kan. Batang pengaduk pecah buret ku juga pecah:)). Sedih bukan. Aku cuma bisa bengong ngelihatin dua alat lab yang pecah. 
Inget sekali lagi ya sobat, kalau kerja di lab itu hati-hati, jangan ceroboh. 

Tunggu postinganku selanjutnya yaaaaa
Sekian dan terimakasih sudah membaca postinganku ini. 
Salam suksesπŸ’ͺπŸ˜„

Komentar